Ini hasil jerih payah gue sendiri lho ya :D dan judulnya asli ngawur gila :D haha. yang baca silakan comment ya ^^ thankyou.
Main Cast :
Lee Hyukjae as Eunhyuk
Kim Ma Ri (OC)
Other Cast :
Park Jiyeon as Jiyeon (Mari’s Bestfriend)
Lee Donghae as Donghae (Eunhyuk’s Bestfriend &
Jiyeon’s neighbour)
Bae Suzy as (Mari’s Besfriend)
Oh Jaehyo as Jaehyo (Mari’s Lover)
Kibum as Kibum (Mari’s Bestfriend)
Author POV
Malam
semakin larut, terlihat bulan menyinari bumi dengan sempurna. Sangat indah.
Member kedaiman untuk yang merasakannya. Namun, tidak untuk Kim Mari yang akan
memulai hari-harinya di sekolah barunya besok. Dia masih sibuk telpon dengan
Eommanya yang sedang di luar negeri.
“Aigoo,
bagaimana sekolahku besok, Eomma? Aku takut akan di permalukan sama kakak
kelas. Aku dengar kakak kelas di sana kejam-kejam”, suara anak perempuan itu.
“Mari-ah,
tenang saja masih ada Jiyeon dan Suzy yang akan menemanimu di permalukan. Kkk~”
“Eomma!”,
teriaknya
“Mari-ah
sayang, sudah jangan khawatir. Sekarang kamu tidur ya, sudah malam. Besok kamu
harus berangkat pagi. Pak Park akan menjemput kamu dan teman-temanmu besok”,
nasehat Eommanya
“Baiklah,
Eomma. Eomma cepat pulang ya. Annyeong”
“Annyeong”
---- Pagi ----
Mari POV
Ah, untung
aku bangun pagi hari ini. Sarapan, sudah. Tinggal menunggu Pak Park menjemputku.
Ish, aku teringat dengan persahabatanku dengan Jiyeon & Suzy yang sudah
lebih 3 tahun. Tidak terasa ya.
“Ting ting”,
suara klakson mobil dari luar
Pak Park
sudah datang!
“Ahjumma, aku
berangkat dulu ya”, salamku untuk Ahjumma
“Iya, nona.
Hati-hati ya. Salam buat Pak Park”
“Oke,
Annyeong”, salamku sambil melambaikan tanganku
Aku senang
sekali melihat mobil hitam ini yang sudah 1 bulan tak aku naiki. Mobil ini
adalah mobil khusus untuk menjemput dan mengantar Chibi Candy ke mana saja.
Sedangkan, Pak Park adalah sopir kami.
“Annyeong”,
salamku saat masuk mobil
“Annyeong”,
balasan Jiyeon & Suzy
“Ya! Kau
kemana saja sebulanan ini? Sama sekali tak member kabar. Kau tau? Aku haru
bersama Suzy terus jadinya”, gertak Jiyeon kepadaku
“Ya! Yeon-ah,
kau bosan denganku?”
“Ani, aku
hanya ingin kita bersama bertiga”
“Kkk~
Sudah-sudah, ada kabar apa hari ini”
“Kalian tau?
Kita satu sekolah dengan anak Presdir Lee. Kalian ingat dia kan?”
“Anak Presdir
Lee? Bukannya dia lebih tua dari pada kita ya? Kita pernah bertemu sekali saat
ulang tahun Ayahmu. Benar kan?
“Yup, benar!
Kau pintar, Yeon-ah!”
Tunggu, anak
Presdir Lee? Cowok keren itu? Yang pernah aku tumpahi minuman itu? Apa dia?
Andwe! Aku takut dia akan balas dendam padaku.
“Mari-ah,
waeyo? Apa yang sedang kau pikirkan? Kau ingat dia kan?”
“Ani, aku
tidak mengingatnya”
“Ya! Kau
jangan bohong. Kau yang dulu menumpahinya minuman lalu kabur, iya kan?”
Deg!
Bagaimana bisa Jiyeon tau?
“Eng .. Ish,
aku ingat”
“Nona, kita
sudah sampai. Saya tunggu di tempat parkir ya, Non?”
“Oke pak,
Annyeong”
Wah, sekolah
pilihan Jiyeon benar-benar daebak! Sekolah ini lebih baik dari Junior High
Schoolku. Dan, kata Jiyeon sekolah ini tidak ada MOSnya. Daebak!
“Bagaimana?”
“Daebak!”
Author POV
Tiga
cewek tersebut masuk ke gedung sekolah itu dengan senyuman bahagia. Namun,
setelah melihat gerombolan cewek sedang berteriak-teriak tidak jelas, wajah
mereka berubah menjadi penasaran.
“Ada
apa ya?”, tanyaku
“Molla,
ayo kita lihat”
“Apa
kita harus ikut gerombolan itu?”
Saat
mereka melangkah ke arah gerombolan itu. Tiba-tiba, gerombolan cewek itu
terpecah dan keluarlah seorang namja keren berambut cokelat tua. Dia berjalan
menuju tiga Yeoja tersebut.
Mari POV
Saat
kami melangkah kea rah gerombolan itu. Tiba-tiba, gerombolan itu terpecah dan
keluar seorang namja yang sepertinya aku kenal. Dia hanya berganti warna
rambut. Dia berjalan menuju kami. Sepertinya kami telah terbius dengannya.
Langkah kami terhenti. Dan, namja itu membelah barisan kami dengan melewatiku
persis.
“Lee
Hyukjae”, bisiku saat namja itu melewatiku
Aku
tahu namja itu berhenti berjalan di belakang, namun hanya sesaat. Dia pergi dan
menghiraukan kamu. Sedangkan gerombolan yeoja tadi tetap membututi dia dari
belakang. Kami bertiga tetap membatu di sini.
“Pesonanya
membuat kita gila”, kata Suzy membuka percakapan
“Siapa
namanya? Aku akan menjadi fansnya mulai saat ini”, kata Jiyeon
“Itu
Lee Hyujae”, kataku lirih
“Jinjja!?”,
teriak mereka bersamaan
“Aku
ingat sekali pandangan matanya. Aku yakin dia Lee Hyukjae”
“Aku
juga merasa aku pernah bertemu dengannya, ternyata benar”, kata Jiyeon
“Lebih
baik kita masuk kelass sekarang. Apa kita satu kelas?, potongku
“Ani,
kita beda kelas”, jawab Jiyeon
“Wae?
Aku akan berpisah dengan kalian?” komentar Suzy
“Mianhae,
ini semua agar kita bisa mendominasi sekolah ini. Aku akan menjadi yang
terpandai di 10-1, kau di 10-2, dan Mari di 10-11”
“Kau
pintar juga ya, Yeon-ah”, komentarku
“Tapi,
itu berarti aku berpisah dengan kalian”, Suzy dengan wajah cemberut
“Aniyo
Ji-ah, kita akan bertemu di kelas ekselen di malam hari”
“Oke,
sampai bertemu nanti malam. Annyeong”, singkatku lalu meninggalkan mereka
sambil melambaikan tanganku
10-3,
kelasku sekarang. Aku mengambil duduk di sebelah Namja yang sedang tidur. Ya,
ini karena aku terlambat masuk kelas. Aku jadi terlambat memilih tempat duduk,
dan aku duduk di belakang. Aku mencoba melihat sekelilingku. Sepertinya mereka
orang-orang yang menyenangkan.
“Annyeong,
siapa namamu?” Yeoja depanku menyapaku
“Annyeong,
Kim Mari imnida. Kamu?”
“Perkenalkan,
namaku Soyeon, Jang Soyeon. Kau dari sekolah mana?”
“Eng
… Korean Junior High School”
“Wah,
kau pasti kaya dan pandai. Apa kau masuk sini tanpa ujian?”
“Ne,
hehe”, aku merasa agak risih dengannya
“Baiklah,
mulai sekarang kita beteman. Oke?”
“Ne”,
jawabku sambil tersenyum terpaksa
“Annyeong,
anak-anak”, guru datang
“Annyeong”,
jawab satu kelas
“Perkenalkan,
saya Sung Shikung Seonsaengmin. Setelah ini, gentian kalian yang akan
memperkenalkaan diri. Okay, kita mulai dari depan sisi kanan”
“Annyeong
haseo, joeneun ..”
Ah,
lama sekali. Kenapa namja di sampingku tetap saja masih tidur. Awas kalau kau
membuatku harus membangunkanmu.
“Ya,
namja yang tidur. Tolong sampingnya bangunkan dia”
Aku?
Ish. Aku mencoba untuk membangunkannya. Tapi, sebelum aku benar-benar
menyentuhnya, dia sudah berdiri. Aku benar-benar kaget. Apa ini? Dia mencoba
mempermainkanku.
“Annyeong,
jeoneun Oh Jaehyo imnida. Bangapta”, perkenalannya singkat
Aku
masih terpaku. Oh Jaehyo? Aku merasa tak asing dengan nama itu. Oh, sekarang
waktuku untuk memperkenalkan diriku
“Annyeong
haseyo, jeoneun Kim Mari imnida. Gomapsemnida” perkenalan diriku
Ah,
guru itu akhirnya pergi karena ada urusan. Dia bilang hari ini tidak akan ada
perlajaran karena guru itu sedang ada acara pribadi. Syukurlah dia pergi.
“Mari-ah,
senang bertemu denganmu lagi”, suara seorang namja yang memecah lamunanku
“Oh,
apa kita pernah bertemu sebelumnya?”, jawabku
“Kau
lupa denganku? Apa saja isi otakmu sehingga kau lupa dengan temanmu yang pandai
ini”
“Mianhae
…”, aku benar-benar tak ingat dengannya. Tapi, aku merasa mengenalnya.
“Gwenchanayo,
dulu kau tinggal di daerah Incheon kan?”
“Og,
aku ingat! Ya! Kau teman SDku bukan? Yang jarang masuk dengan alasan sakit itu
kan?”, aku mencoba menebaknya. Aku ingat sekarang. Dia sekarang tumbuh sebagai
namja tampan dan baik
“Gotcha!
Kau masih ingat denganku”
Jaehyo POV
“Gotcha!
Kau ingat denganku”
Dia masih
ingat denganku rupanya. Tapi, dia masih ingat saja dengan penyakitku. Aku
benar-benar sakit, Mari-ah. Hati dan badanku sakit olehmu. Kau sekarang tumbuh
sebagai gadis cantik dan manis. Dan, perasaanku terhadapmu tak akan pernah
luluh begitu saja oleh waktu yang memisahkan kita.
“Eung …
Sepertinya aku harus pergi sekarang. Aku tak betah di kelas”, katanya
“Kau mau aku
temani?”, tawarku
“Hem, mian.
Tapi, ini hanya khusu yeoja. Kau di sini saja dengan yang lain”, tolaknya
Dia pergi
begitu saja. Dia menghilang dari pengelihatanku. Apa kau tak tau aku sangat
merindukanmu. Sakit …
Mari POV
Aku
benar-benar tak betah di kelas. Mungkin karena baru masuk pertama kali. Semua
terasa aneh buatku. Bahkan, untuk Jaehyo, teman lamaku. Aku mencoba melihat
kelas Jiyeon & Suzy. Namun, mereka sedang pelajaran. Kemana aku harus
pergi? Ah, atap gedung!
Ah,
akhirnya sampai juga di atas. Aku bisa melihat pemandangan sekitar dari sini.
Sekolah ini benar-benar luas. Tiba-tiba air mataku menetes. Sekolah ini adalah
pilihan temanku, bukan orang tuaku. Dimana mereka sekarang? Aku rindu pelukan
Eomma. Aku rindu senyuman Appa. Kapan mereka pulang? Apa mereka tak rindu
denganku? Tak kusadari aku mulai terisak.
“Appa … Eomma …”, isakku
“Apa yang kau
lakukan? Kau menangis ya?”, suara namja terdengar dari belakang.
“Aniyo …”,
kataku sambil mengusap air mataku dan mencoba memalingkan wajahku ke belakang
“Hyukjae-shii
…” kataku lirih
“Apa kabar
Nona Kim Mari? Senang bertemu denganmu lagi”, katanya sambil tersenyum
Speechless.
Itu yang aku rasakan sekarang. Bagaimana bisa dia ada di sini?
“Apa yang kau
lakukan di sini? Seharusnya kau ..”
“Pelajaran?
Bullshit. Belajar di sini benar-benar sangat membosankan, apalagi setelah
melihat kau juga sekolah di sini”
“Ya! Apa
maksudmu, ha? Aku pergi!”, aku benar-benar pergi. Aku muak dengannya.
----------
Istirahat di Kantin -----------
“Ahhh … Aku
benar-benar benci!” teriakku tiba-tiba
“Mari-ah, apa
yang terjadi?”, tanya Suzy
“Aku bertemu
namja itu. Namja jahat!”
“Lee Hyukjae?
Aku dengar namanya bukan Lee Hyukjae di sekolah ini”, tanya Jiyeon
“Eung,
maksudmu?”, tanya Suzy sambil mengunnyah peperonya
“Ah, arraso.
Namanya Lee Eunhyuk. Dia itu orang nomor satu di sekolah ini. Selama tiga
tahun, dia dapat ranking satu parallel. Dia kapten tim basket di sekolah ini.
Dan, dia ketua tim dance di sini. Satu lagi, dia pernah menjadi ketua OSIS”,
penjelasan Jiyeon
“Apa dia juga
terkenal karena ayahnya juga?”, tanya Suzy
“Aku rasa
tidak. Hasil pencarianku mengatakan kalau dia dikenal sebagai anak penjual
daging di Jullo-do. Dia di seoul tinggal di Apartemen. Tapi, yang aku dengar
dia sama sekali tak mengizinkan teman-temannya berkunjung ke rumahnya”, tambah
Jiyeon
“Dari mana
kau tahu semua itu, Yeon-ah?”, tanyaku
“Dari teman
sekelasku yang punya kakak sekolah di sini juga. Eunhyuk-sshi itu sangat
terkenal di sini, tapi dia tak pernah punya pacar. Mungkin kau mau, Ri-ah? Kkk~”
“Mwo? Na?
Sirheo!”
“Hahaha, kau
phobia dengannya?”
“Bukan
Phobia, aku hanya benci dengannya. Aku tak akan pernah minta maaf dengannya”
Tiba-tiba ada
suara namja yang mengganggu penggosipan kami.
“Ri-yah~”,
seorang namja memanggilku dan melambaikan tangannya
“Jaehyo-sshi
…”, sambil ku balas dengan senyuman.
“Jaehyo?
Nuguya?”, tanya Suzy
“Dia temanku
sewaktu SD di Incheon. Dia teman terdekatku waktu itu”, jelasku
“Sepertinya
dia menyukaimu Ri-yah”, kata Jiyeon
“Yeon-ah …
itu tidak mungkin”
“Wae?”, tanya
Suzy
“Dia rapuh …”
“Rapuh?”
“Sudahlah,
kita ganti topic”
------- 6
tahun yang lalu -------
“Nona, tolong
jaga anak kami. Saya mohon. Dia satu-satunya anak kami”
“Kenapa saya
ommonim? Lalu, kenapa dia harus di jaga? Dia sepertinya baik-baik saja”
Perempuan paruh
baya itu menangis. Aku mencoba itu memeluknya.
“Dia …
Menderita kanker otak stadium 1”, tangisnya semakin menderita
Mataku
membulat. Jaehyo-sshii … Tak kurasa, air mataku menetes
--------------------------------------
“Ayo, kita
pulang saja. Hari ini tak ada pelajaran”, tawar Jiyeon
“Baiklah, aku
ambil tasku dulu”
“Aku akan
telpon Pak Park dulu”, kata Suzy
“Kita bertemu
di gerbang ya?”
“Ne”, jawaku
dan Suzy bersamaan
Aku bergegas
menuju ke kelasku. Aku melihat kelasku sepi sekali. Tas Jaehyo sudah tak ada.
Kemana dia?
“Soyeon-ah”
“Ne, waeyo?”
“Dimana
Jaehyo-sshi?”, tanyaku
“Hari ini
orientasi ekstra basket. Dia ikut itu”, jawabnya
“Odiya?”,
tanyaku lagi
“Hem, di
lapangan depan”
“O, gomapta
Soyeon-ah”
“Cheonma^^”
Aku segera
pergi dari kelas ini dan menuju gerbang depan. Ternyata benar, ada banyak namja
di sini yang ikut orientasi Basket di sini. Tunggu … Kenapa tiap siswa di
tempeleng oleh sunbae? Aku mencoba masa bodoh dan meneruskan langkahku. Tapi,
mataku membulat saat aku melihat Jaehyo di tempeleng dua kali oleh … Lee
Hyukjae! Apa maksudnya seperti itu, ha? Aku menuju ke tempat itu. Kibum yang
mengetahui aku akan menghajar Hyukjae memberiku aba-aba untuk pergi. Demi apa,
Kibum juga ikut ekstra ini. Aku melepas sepatuku dan melemparnya ke kepala Hyukjae.
Biar dia tahu rasa.
“Ya! Siapa
yang berani melempariku sepatu ini?!”, gertak Hyukjae
--- Bersambung---
Sorry bahasanya aneh, gak karuan, dan ngak nyambung. baru pertama kali ini gue nulis. haha. Harap maklum ya. gimana selanjutnya? jeng jeng. kita lita besok ^^